KEINDAHAN GERABAH GALOGANDANG YANG MENDUNIA
Galogandang
– (29/10/2020) Pembuatan
gerabah yang berlokasi di Jorong Galogandang, Nagari III Koto, Kec Rambatan,
Provinsi Sumatra Barat merupakan usaha sudah turun temurun dari nenek moyang
tempo dulu. Usaha itu sangat membantu ekonomi masyarakat.
Kerajinan
gerabah ini menggunakan tanah liat yang sangat mudah didapat di Galo Gandang.
Hal yang menarik dari gerabah Galo Gandang ini adalah cara dan proses pembuatan
gerabahnya, sejak awal pengambilan bahan tanah liat di areal persawahan,
penyaringan pasir sebagai temper (campuran bahan tanah liat), proses pembuatan
gerabah, proses pembakaran hingga menghasilkan wadah berupa periuk dan teko,piring
semuanya dilakukan oleh tangan-tangan terampil kaum perempuan.
Teknologi
pembuatan gerabah begitu sederhana, hanya dengan menggunakan 4 jenis alat
berupa lingkaran rotan, tatap dari kayu, pelandas dari batu, dan batu untuk
menggosok bidang permukaan wadah (batu panggisa), dalam waktu yang singkat
sebuah wadah dapat mereka buat. Awalnya, seonggok tanah liat yang sudah
dicampur dengan temper pasir halus dari sungai dibulat dipipihkan dan
disambungkan ke lingkaran rotan yang sekaligus berfungsi sebagai diameter mulut
wadah yang akan dibuat. Bila lingkaran rotan tersebut memiliki diameter 20 cm,
akan dapat dipastikan besar bagian mulut wadah tersebut akan berdiameter
sekitar 20 cm
Tanah
tanah liat yang sudah terikat di lingkaran rotan kemudian dipukul-pukul secara
merata di seluruh bidang permukaannya hingga menggelembung sebagai bagian dari
tahapan pembentukan badan wadah. Pada tahapan ini nantinya akan dihasilkan
bentuk wadah tanpa bibir. Mungkin karena setiap kali penganjun memukulkan tatap
ke bidang permukaan gerabah yang ditahan oleh batu pelandas di bagian dalam
pada saat pembuatan menimbulkan bunyi dan seolah seperti orang sedang memukul
gendang, dan mungkin karena banyaknya anggota masyarakat yang melakukan
kegiatan pembuatan gerabah yang demikian dimasa lalu yang kemudian menjadikan
nama kampung ini sebagai Galo Gandang.
Pengeringan
gerabah dilakukan dengan cara alami yakni mengandalkan panas matahari. Setelah
gerabah agak kering setelah dijemur di bawah sinar matahari, pembentuk wadah
dilanjutkan dengan pembuatan bibir. Hal ini juga dilakukan dengan sangat
sederhana, dengan cara mebuat tanah liat gilik dengan panjang sesuai dengan
besaran wadah yang telah dijemur, kemudian dipeluk dan diputar dengan hanya
mengandalkan kecepatan memutar wadah yang ditempatkan di atas paha.
Gerabah-gerabah yang telah dibentuk dan agak kering tersebut kemudian dibakar
di halaman rumah, yang juga menggunakan jerami dan sekam.
Produk
gerabah yang dihasilkan, selain dijual di Tanah Datar juga dipasarkan ke provinsi
Jambi, Bengkulu, Riau dan Medan serta pulau Jawa termasuk Jakarta dan kota-kota
besar lainnya.
-Selly

Komentar
Posting Komentar