BERPRESTASI, TAPI PENDIDIKAN KARAKTER RENDAH

    Inilah produk dari pendidikan yang selama ini hanya dipusatkan pada sisi akademis dan kurang memperhatikan sisi karakter. Semua pihak seolah hanya ingin mengejar nilai, rangking atau medali Olimpiade sementara proses pembentukan karakter yang sesungguhnya jauh lebih penting dari prestasi akademis terabaikan.
Akibatnya siswa hanya tumbuh menjadi orang yang pintar tapi tidak berkarakter dan ini sangat berbahaya ketika mereka berada di masyarakat. Dengan hanya berbekal kepintaran tanpa ada karakter yang mengendalikannya, tidaklah mengherankan semakin banyaknya terjadi tawuran dan perundungan di sekolah serta semakin banyak nya korupsi dan manipulasi diberbagai bidang kehidupan.

   Beberapa Kekeliruan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pertama, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter merupakan mata pelajaran baru dan berdiri sendiri sehingga banyak menanyakan kurikulum, silabus dan bukunya. Padahal pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran karena sesungguhnya sudah ada di dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan saat ini. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak membutuhkan kurikulum, silabus atau buku yang khusus.

    Kedua, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter merupakan pengganti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ada. Akibatnya banyak yang mencoba menyamakan metode pembelajaran seperti yang banyak dipakai yaitu metode ceramah dan catat. Padahal pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran pengganti dan proses pembelajarannya bukan lebih ceramah tapi harus digali secara bersama sama oleh guru dan siswa.

     Ketiga, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter hanyalah pelengkap atau tambahan saja sehingga tidak perlu diprioritaskan seperti halnya dengan materi akademis. Padahal  pendidikan karakter adalah inti dari suatu kegiatan pendidikan karena alangkah berbahayanya seorang siswa yang hanya berkembang dalam hal akademis tapi tidak dalam hal karakter.
   Keempat, banyak yang beranggapan bahwa pendidikan karakter hanyalah sebuah pengetahuan semata (kognitif) sehingga tidak perlu usaha yang khusus dan terencana. Padahal pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang holistik sehingga tidak hanya melibatkan sisi kognitif tapi juga sisi afektif dan psikomotor. Dengan demikian, seorang siswa dapat memahami lalu bisa merasakan dan pada akhirnya mau melakukan nilai-nilai yang dianggap baik.

   Kekeliruan-kekeliruan seperti inilah yang telah menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Padahal kita semua tahu bahwa pendidikan karakter membutuhkan waktu yang lama dibandingkan materi akademis. Meskipun sudah dilaksanakan dengan sungguh sungguh belum ada yang bisa menjamin tingkat keberhasilannya.
      Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam pendidilan harus mau mengubah tujuan yang semula hanya mengejar nilai akademis sekarang harus memprioritaskan pendidikan karakter. Percayalah untuk membuat seseorang jadi pintar jauh lebih mudah dan cepat dari pada untuk membuat seseorang jadi baik dan berkarakter. Pintar tidaklah cukup tapi harus dilengkapi juga dengan karakter yang baik.

Ari Rizki (1730303005)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMINAR DESAIN GRAFIS BERBASIS BISNIS YANG DIADAKAN OLEH HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI JURNALISTIK ISLAM

REVIEW FILM JOKER

USIA LANJUT, PAIMIN TETAP EKSIS BERJUALAN