PEMBANGUNAN GEDUNG MANGKRAK, MAHASISWA IAIN BATUSANGKAR KELUHKAN KONDISI FAKULTAS SYARIAH

      Batusangkar, 02 September 2019. Sebagai salah satu kampus yang baru beralih status, IAIN Batusangkar mulai merangkak maju mengejar ketertinggalan mereka. Pihak kampus mulai menata lingkungan institute dengan menggencarkan pembangunan di berbagai aspek, salah satunya pembangunan fakultas. Berbagai target yang siap dicapai telah direncanakan dalam konsep dan planning yang matang. Dengan demikian, IAIN Batusangkar optimis bisa bersaing dangan kampus-kampus besar yang ada di tanah air, khususnya antara sesama perguruan tinggi yang ada di sumatera barat.
Namun salah satu persoalan yang tengah dihadapi pihak kampus ialah masalah pembangunan gedung perkuliahan yang masih terbengkalai alias mangkrak. Focus pengembangan kampus yang berlokasi di Nagari Cubadak Kecamatan Lima Kaum menuia beragam kritik dari mahasiswa. Salah satunya adalah mengenai pembangunan gedung Fakultas Syariah. 

Ditargetkan rampung akhir desember 2018 lalu, hingga kini pembangunan Fakultas Syariah masih 70% dan berhenti pada awal januari lalu. Bangunan yang menghabiskan dana 32 miliar ini dibangun dari hasil pelelangan surat berharga syariah dibawah Kementrian Agama Repuplik Indonesia. Banyak pihak yang bertanya-tanya mengapa gedung tersebut mangkrak pembangunannya. Menambah daftar pekerjaan kampus yang masih terbengkalai menyusul Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.

Dilihat dari luar, fakultas berlantai tiga yang berdiri di depan gedung FEBI tersebut dirasa kurang layak dijadikan sebagai tempat perkuliahan. Memang demikian kenyataannya, sebab masih banyak kekurangan terutama fasilitas penunjang perkuliahan. Langit-langit bangunan yang tertutup tak beraturan menambah kesan kurang sedap dipandang mata. Ditambah dengan keramik lantai yang kusam dan dipenuhi noda kuning dimana-mana. Padahal semua element masih terbilang baru, namun sudah banyak yang menunjukkan kerusakan,
Saat masuk kedalam fakultas, mata akan disambut beragam penampakan yang terkesan berantakan. 
Kelas beragam ukuran di isi bangku perkuliahan usang yang diambil dari fakultas ushuluddin adab dan dakwah. Kabel aliran listrik berserakan di tiap sudut bangunan, ditambah dengan pipa air berukuran kecil yang membentang dari ujung ke ujung gedung. Hanya lantai satu yang diperuntukkan untuk perkuliahan, sedangkan lantai dua dan tiga dibiarkan terbengkalai begitu saja. Gedung sudah dialiri arus listrik, namun hanya berfungsi sebagai pengantar arus listrik untuk penerangan lokal.

 Beberapa dosen dan mahasiswa sering kali mengeluh menyaksikan kondisi Fakultas Syariah. Saat dimintai pendapat mereka mengenai fakultas tersebut, kebanyakan mengaku prihatin dan kesal atas pembangunan gedung yang masih mangkrak. “saya merasa kurang nyaman kuliah disini, ruangannya panas, sempit dan berdebu. Selain itu gedung ini tidak memiliki fasilitas yg memadai seperti kursi tunggu, jaringan WI-FI, dan toilet. Saya merasa amat prihatin,” ujar Demiwati (20) salah seorang mahasiswa KPI Jurnalistik. Begitu juga dengan Suci (20) mengatakan “kampus ini terkesan berbahaya menurut saya, dimana-mana banyak kabel listrik yang berserakan. Saya juga takut jika tiba-tiba gedung ambruk. Kita kan nggak tau apakah gedung ini sudah stabil apa belum, membuat saya jadi was-was dan khawatir.”

Semua pihak tentunya mengharapkan pihak kampus untuk segera menuntaskan pembangunan gedung yang masih mangkrak termasuk gedung Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. Proses kuliah yang efektif  juga harus didukung fasilitas yang memadai. Dengan demikian mahasiswa akan lebih giat dalam menjalankan kewajiban mereka untuk menggapai cita-cita, karena pada hakikatnya kampus yang baik akan meluluskan mahasiswa yang baik pula.

(Fuad Riansyah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW FILM JOKER