TENAGA KERJA ASING (TKA) HANCURKAN SEKTOR PEREKONOMIAN INDONESIA
Indonesia adalah negara dengan jumlah
penduduk kurang lebih 260 juta jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
tentu hal tersebut bukanlah jumlah yang sangat sedikit. Di tengah persaingan
global yang semakin pesat, permasalahan tenaga kerja merupakan masalah yang
penting saat ini, mengapa tidak? Indonesia harus menghadapi para tenaga kerja
China yang terus berdatangan dan menduduki sektor pekerjaan yang strategis
sehingga para anak bangsa sendiri tidak bisa menjadi raja di negeri
sendiri.
Pada tahun 2018 lalu, ada
95.335 pekerja yang di datangkan ke Indonesia diantaranya terdapat 30.626
pekerja profesional dan 21.237 pekerja di bagian serta 30.708 yang menjadi di bagian adviser
atau konsultan, maka dari hal diatas
dapat disimpulkan bahwa hanya tenaga profesional lah yang boleh di rekrut, buka
tenaga kerja kasar (unskill workers). Tetapi hal tersebut sangat
berbanding terbalik. Apa yang terjadi sebaliknya di kehidupan nyata menurut
komisioner Ombudsman Laode Ida, kedatangan pekerja kasar banyak dari Tiongkok
setiap harinya, para tenaga kerja asing banyak yang hanya jadi sopir angkut
barang, dan pekerjaan kasar lainnya yang tentu tidak harus memiliki skill
diantaranya adalah di daerah Morowali, Sumatera Selatan.
Menurut KSPI (Konfedarasi Serikat
Pekerja Indonesia) terdapat 157 ribu para pekerja kasar asing yang datang ke
Indonesia, tentu hal ini sudah melanggar UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.yang
seharusnya hanya tenaga kerja profesional lah yang hanya boleh datang ke
Indonesia bukan yang tenaga kerja kasar. Jika kita melihat dari aspek ekonomi
tentu hal ini sangat merugikan perekonomian kita, yang mana masyarakat pekerja
tidak terserap dengan baik dan timbullah pengangguran yang semakin tinggi, hal
inilah yang seharusnya di pertimbangkan oleh pemerintah, bukan hanya soal
investasi mencari keuntungan membangun insfrastruktur dengan mendatangkan
investor asing dan para pekerja asing yang unskill worker,. sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) nya haruslah seimbang agar bisa
menjadi negara maju kedepannya, semoga pemerintah bisa menanggapi apa yang
sedang terjadi hari ini.
Sumayyah Nur
Hamidah (1730303021)
Komentar
Posting Komentar