Aduh, Hik!
Dua hari lalu (26/4), saya mengalami kesialan. Sejak jam menunjuk angka 9.00 pagi, saya cegukan. Tiap beberapa detik, hik! Susah sekali. Mau minum, tapi puasa. Waktu berbuka masih lama, mana mungkin saya bertahan cegukan seperti itu terus. Apalagi ada kuliah dari pagi. Frustasi dengan keadaan hik-hik itu, saya lantas mencoba beberapa cara alternatif menghilangkan cegukan ini.
Pertama, menunggu. Katanya, cegukan bisa hilang sendiri. Tapi, sudah hampir sejam saya masih saja cegukan. Sulit beraktivitas menyebabkan saya tidak mau menunggu lagi. Jadi, saya lanjut ke cara berikutnya.
Kedua, tarik-tahan. Saya mencoba menarik napas dalam selama lima detik, lalu tahan sekitar sepuluh detik dan keluarkan. Saya melakukan hal ini secara beraturan. Menurut pengalaman yang sudah-sudah, cara ini cukup efektif. Tapi setelah dicoba? Hik! Masih saja cegukan. Aduh.
Ketiga, menutup hidung kemudian menelan saliva. Biasanya jika sudah pakai cara ini, cegukan saya langsung berhenti. Tapi kali ini, bukannya berhenti cegukan, telinga saya malah terasa aneh. Seolah tekanan udara berubah drastis, sama ketika kita naik pesawat yang baru lepas landas.
Keempat, saya coba mengusap-usap arteri dan bagian tengah dada. Berhubung cegukan terjadi karena otot diafragma yang kejang, jadi jika ototnya sudah rileks kembali pasti cegukannya hilang. Sambil rebahan, saya praktekkan kegiatan itu. Tidak ada hasil, sebenarnya. Saya sudah pasrah saja. Tapi tiba-tiba, BAAMM!!!!
Saudara lelaki saya menutup pintu rumah super kencang hingga dinding-dinding bergetar. Saya ikutan kaget, berteriak padanya jangan menutup pintu seperti itu. Cekcok sedikit, saya menggerutu terus.
Eh, tapi cegukannya hilang! Memang pernah dengar jika dikagetkan akan membuat cegukan berhenti, tapi ini pertama kali berhasil pada saya. Saya tidak suka dikejutkan, tapi karena cegukan saya berhenti, jadi tidak masalah. Bye, bye, cegukan! Hik!
Imro Atur Rodhiyah (1730303012)
Komentar
Posting Komentar