Tukang Bengkel yang Bercita-Cita Tinggi



Laki-laki berusia 18 tahun ini adalah sosok seorang kakak yang mempunyai cita-cita tinggi untuk membahagiakan kedua adiknya. Kehidupan yang berkecukupan yang ia kejar, tak menjadikan dirinya lupa untuk membiayai sekolah kedua adiknya. Dia harus menjalani hidup seperti ini sejak ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi dan meninggalkannya bersama kedua saudaranya. Ilham, itulah sapaan dari orang-orang yang mengenalnya. Walau keinginannya untuk kuliah kandas di tengah jalan, karena duka yang dialaminya dua tahun terakhir tak menjadikan semangatnya surut untuk mencari nafkah demi menghidupi dirinya dan kedua adiknya. Keinginan yang keras demi melihat adik-adiknya mendapat pendidikan yang layak dan mendapat sebuah ilmu yang akan menunjang pekerjaan adalah harapan besar untuk mewujudkan cita-citanya yang mulia tersebut.
Dia bekerja sebagai tukang bengkel. Masa muda yang seharusnya dia habiskan untuk menuntut ilmu, justru dia habiskan untuk bekerja. Dia tidak pernah malu dengan teman sebayanya. Dia sadar, dia berbeda dengan mereka. Hidupnya tak semudah dengan teman-temanya. Sedikit demi sedikit uang yang didapat dari bekerja dikumpulkannya. Dari uang itulah Ilham dapat menyekolahkan kedua adiknya dan mencukupi kebutuhan hari-harinya. Meski ia sadar bahwa uang yang dia dapatkan mungkin tak akan cukup untuk menyekolahkan adiknya sampai perguruan tinggi, tapi dia terus bekerja keras. Hampir setiap harinya dia habiskan untuk bekerja. Setiap pagi dia berangkat cepat dan pulang larut malam. Senyum kedua adiknya membuatnya semakin kuat untuk hidup. Kedua adiknya selalu setia menunggunya pulang ke rumah yang merupakan peninggalan satu-satunya orang tuanya. Ayahnya yang sudah rela meninggalkan mereka, tak pernah datang sekalipun melihat keadaan mereka. Hanya tetangga yang kadang kasihan kepada mereka yang selalu memberinya beberapa makanan untuk tetap hidup.
Kesulitan yang dialaminya memang sangatlah besar. Biaya hidup dan biaya sekolah kedua adiknya yang semakin tinggi membuat Ilham sesekali hutang ke tetangganya untuk membayar biaya sekolah adik-adiknya.  Tapi hal itu tak membuat semangatnya surut. Meskipun dia harus bekerja keras dan menghidupi kedua adiknya sendiri, dia tetap tegar. Karena dia yakin sebuah perjuangan yang keras tak akan dibayar murah kelak.
Sampai pada suatu hari, pemiliki bengkel tempatnya bekerja sangat prihatin dengan keadaan mereka. Ilham dan adiknya diangkat sebagai anak dan kemudian diminta tinggal bersama keluarga tersebut. Ilham menerimanya, tapi tak membuat dia lupa diri bahwa dia tetap harus bekerja sebagai balasan karena telah menjadikan dia dan kedua adiknya sebagai keluarga. Bukan hanya itu, keinginannya yang sempat kandas di tengah jalan akhirnya diberikan jalan. Berkat kerja kerasnya dan kasih sayang dari keluarga barunya, Ilham bisa melanjutkan kuliahnya dan akhirnya menjadi seorang yang sukses. Kesuksesan dari sebuah perjuangan besar yang hanya dengan bekerja sebagai “Tukang bengkel” mampu mewujudkan cita-cita seorang Ilham, sekaligus untuk menyediakan pendidikan yang luar biasa untuk adik-adiknya dan sebagai balas jasa kepada keluarga baru yang telah menjaga dan menyayanginya.


Chintia Arnita (1730303006)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMINAR DESAIN GRAFIS BERBASIS BISNIS YANG DIADAKAN OLEH HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI JURNALISTIK ISLAM

REVIEW FILM JOKER

USIA LANJUT, PAIMIN TETAP EKSIS BERJUALAN