Refleksi Dari Kenyataan Sosial

Realita sosial yang terjadi ditengah masyarakat saat ini memiliki dampak perubahan secara drastis. Bermula masyarakat beradab dahulunya kini mulai menurun. Tidak hanya dari sikap, pengetahuan, maupun aktivitas-aktivitas biasa. Masyarakat seolah-olah lupa dari realitanya. Adapun bentuk fenomena yang terjadi saat ini yang berdampak perubahan, diantaranya:

1. Banyaknya manusia yang membuat rumah semakin besar, tetapi keluarganya semakin berkurang dan kecil. Hal ini disebabkan tidak adanya tanggung jawab yang dipenuhi. Seharusnya sebagai kepala keluarga, utamanya hidup itu adalah menjaga keutuhan keluarga. Percuma rumah besar dan mewah jika keluarga sendiri yang tidak mau saling terlibat dan mengokohkan.

2. Gelar semakin tinggi, akal semakin rendah. Fenomena ini menjadikan gelar adalah segala-galanya. Padahal adanya gelar, itu disebabkan akal yang selalu berpikir untuk bertindak. Gelar hanya sebagai pajangan, tetapi akal adalah kunci pengendali. 

3. Pengobatan semakin canggih, kesehatan semakin buruk. Ini disebabkan sebagian pola pikir masyarakat menganggap jika ia sakit harus diobat. Padahal pengobatan belum tentu berefek apalagi menggunakan alat canggih.

4. Penghasilan semakin meningkat, ketentraman jiwa semakin berkurang. Seharusnya ketentraman itu yang harus ditingkatkan bukan penghasilan. Sebab jiwa yang tentram tak akan terkalahkan dari jumlah penghasilan.

5. Ilmu semakin tersebar meluas, adab dan akhlak semakin lenyap dan tak dipandang.

6. Teknologi informasi semakin canggih, fitnah dan aib semakin tersebar yang mengakibatkan perselisihan sengit.

7. Jumlah manusia semakin banyak, rasa kemanusiaan menghilang. Contohnya tontonan diminati oleh banyak orang, tetapi tuntunan berkurang dan tidak mau peduli.

8. Musik menjadi alat penenang pikiran sering didengar, sedangkan murotal ditinggalkan bahkan diasingkan. Begitu hebatnya efek teknologi yang diciptakan oleh orang barat, sehingga dengan mudah musik menjadi viral, dan murotal belakangan.

9. Kualitas ilmu seseorang semakin tinggi namun mengontrol emosi dan diri semakin rendah. Padahal kualitas ilmu menjadi urgensi jika emosi serta daya tahan diri terkontrol dengan seimbang.

Demikianlah terjadinya beragam fenomena yang tampak nyata di pandangan mata. Namun masing-masing individu melupakan suatu kewajiban demi mendapatkan kesenangan semata. Na’udzubillah min dzalik (JM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMINAR DESAIN GRAFIS BERBASIS BISNIS YANG DIADAKAN OLEH HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI JURNALISTIK ISLAM

REVIEW FILM JOKER

USIA LANJUT, PAIMIN TETAP EKSIS BERJUALAN