Mau Tak Mau Semua yang Terbaik Akan di Berikan
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang seperti biasanya di bulan Ramadan dapur kembali dengan kesibukan yang tidak dapat diganggu, irisan lobak terasa berbunyi ketika pisau diletakkan kelobak yang terkenal dengan kayu sandaran. Begitulah keseharian pedagang gorengan yang mulai menyiapkan barang dagangannya sebelum masuk waktu berbuka. Pedagang tersebut adalah Elsa 27 tahun seorang ibu beranak dua. Kesibukan ini sebenarnya tidak hanya terjadi di bulan Ramadan di hari biasa pun juga terjadi namun yang membedakan jumlah dagangannya lebih besar dibanding hari lepas diluar Ramadhan.
Ketika kompor gas dihidupkan lalu minyak dimasukkan disitu tangan lentiknya mengaduk lobak tersebut dengan adonan Tepung yang telah diberi air. Setelah itu lobak yang telah tercampur dengan tepung mulai dimasukkan satu persatu ke kuali yang berisi minyak panas. Kenaikan harga minyak pun cukup dirasakan olehnya, apalagi disaat pemerintah mencabut harga eceran tertinggi kepada minyak kemasan bermerek dan memberikan harga eceran tertinggi dan mensubsidi harga minyak goreng curah, ini berakibat kepada pengeluaran dari proses pembuatan gorengan tersebut. Apalagi dia hanya pedagang kecil yang mampu membeli minyak jenis curah. Namun saat ini semua terasa berat ketika minyak curah tersebut langka dan kalaupun ada harganya sangat tidak masuk di akal.
Iya biasanya gorengannya lebih besar dari ini Namun karena minyak naik tentu pengeluaran bertambah, tapi mau bagaimana saya juga tidak mau membuat pelanggan saya kecewa dengan cara mengecilkan atau mengurangkan bahan dari gua dengan ini, mau tidak mau gorengan tetap dengan bentuk semula tanpa dikurangi atau dikecilkan sedikitpun, ujarnya sambil meletakkan tisu ke keningnya akibat panas dari penggorengan.
Ketika pukul 5 sore masuk dia mulai bergegas ke warung kecil sederhana dengan meletakkan gorengan gorengan tersebut di etalase yang sangat sederhana. Silih berganti orang berdatangan menghampirinya untuk membeli gorengan yang dibuatnya. Nampak wajah sumringah dari anak-anaknya ketika melihat dagangan ibunya laris dibeli pelanggan.(imam/Guspita rahmi)
Komentar
Posting Komentar