Harga Pangan Naik, UMKM Menjerit, Masyarakat Semakin Tersulit

 

Kelangkaan dan kenaikan harga sejumlah barang. Seperti Tahu dan tempe sulit didapat akibat impor kedelai macet; sementara cabai rawit merah menyentuh Rp100 ribu/kilogram, padahal di masa normal hanya Rp40 ribu/kilogram. Beberapa komoditas lain pun demikian. Naik tak terhitung. Bahkan, gula pasir dibanderol Rp13.500 padahal harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp12.500. Kentang juga naik menjadi Rp15.146/kilogram dari harga normal Rp12 ribu. Harga daging ayam ada di kisaran Rp35-40 ribu/kilogram, naik dari sebelumnya Rp25 ribu.

Dari Dampak kenaikan harga dirasakan banyak pihak, termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) dikarenakan ongkos produksi jadi lebih mahal sementara harga jual tidak mungkin dinaikkan mengingat daya beli masyarakat saat ini terbilang rendah.

Dari masalah masalah tersebut membuat para pedagang juga ikutan menjerit. Karnanya para pembeli tentu juga akan meneahan konsumtif mereka terhadap harga pangan komodotif yang melonjak. Karnanya pelaku usaha tidak bisa langsung bertindak menaikkan harga barangnya. Akhirnya, para pelaku usaha hanya bisa bertahan meski keuntungannya tipis.

Menurut data Kementerian Keuangan, jumlah buruh/karyawan tetap berkurang 5,62 juta. Sebagian dari mereka beralih ke sektor informal. Buktinya, menurut Kemenkeu pula, buruh informal bertambah 4,55 juta orang. Rata-rata kuliner yang bertambah

Dengan fakta tersebut, sektor UMKM semestinya jadi jalan keluar atau penyelamat bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Namun karena masalah bahan baku, peluang berhasil lewat UMKM bisa saja pupus. Jangankan yang baru mulai, pelaku usaha yang sudah eksis sebelumnya saja saat ini sesak nafas. Bahkan tak sedikit yang mati suri--memilih tutup sementara. Iksan mengatakan omzet turun “30-50 persen.

Oleh karena pemerintah harus menyelesaikan permasalahan kenaikan harga bahan pokok. Jangan sampai pelaku UMKM baru dan yang masih bertahan di tengah pandemi semakin terjepit.. Pemerintah harus menjamin ketercukupan itu dan kestabilan harga. Begitu strategisnya bahan baku ini. Oleh karna itu dari bagian Kemendag dan Kementan melakukan langkah yang konkret demi mengatasi permasalahan harga yang naik ini

Bila kondisi ini tak segera diperbaiki, bukan hanya UMKM yang bakal terhuyung-huyung, masyarakat luas juga bisa jadi tak bisa bertahan. Bukan tak mungkin rakyat kalangan ekonomi bawah bakal sulit makan. (Nurul hasya ilyana)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMINAR DESAIN GRAFIS BERBASIS BISNIS YANG DIADAKAN OLEH HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI JURNALISTIK ISLAM

REVIEW FILM JOKER

USIA LANJUT, PAIMIN TETAP EKSIS BERJUALAN